Kelurahan Kebon Pala adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Makasar,Jakarta Timur. Kelurahan ini memiliki kode pos 13650, terdapat 12 RW dan 144 RT.Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Cipinang Besar Selatan di sebelah utara, Kelurahan Halim Perdanakusuma dan Kelurahan Makasar di sebelah selatan, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Cipinang Melayu dan kelurahan Halim Perdanakusuma, dan di sebelah barat dengan kelurahan Cililitan dan kelurahan Cawang.
Di Kelurahan Kebon Pala juga terdapat sebuah RPTRA atau Ruang Publik Terpadu Ramah Anak, yang telah diresmikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 28 Januari 2016. RPTRA Kebon Pala dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, mulai dari, jogging track, lapangan olahraga yang bisa dimanfaatkan untuk bola voli, futsal dan bulutangkis, serta taman. Selain itu ada juga PKK Mart, ruang laktasi atau menyusui, gedung serba guna, kamera CCTV dan fasilitas bermain anak-anak. RPTRA yang berdiri di atas lahan seluas 1.750 meter persegi tersebut juga dilengkapi lampu PJU dan lampu sorot agar warga tetap dapat beraktvitas di malam hari.
Menurut Zaenuddin HM, di dalam buku karyanya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” (377 halaman yang diterbitkan Ufuk Press pada Oktober 2012), kuat dugaan di masa lampau di kawasan Kebon Pala banyak tumbuh pohon pala. Pohon pala atau myristica fragrans merupakan salah satu rempah-rempah utama yang terdapat di Indonesia dan dikuasai pemerintah kolonial Belanda dengan VOC-nya. Pohon pala itu ditanam dan dibudidayakan di kebun-kebun milik tuan tanah. Lantaran jumlahnya amat dominan, maka kawasan tersebut sering disebut “Kebon Pala” hingga sampai sekarang menjadi nama geografisnya.
Di Indonesia, termasuk di kawasan Jakarta Timur, dahulunya pohon pala berasal dari Kepulauan Banda, Maluku. Karena nilaianya yang tinggi sebagai rempah-rempah, telah menjadi komoditas perdagangan yang penting sejak zaman Romawi. Pohon pala yang tumbuh di Batavia dan pada waktu itu hasilnya dikuasai Belanda. Sedangkan masyarakat pribumi yang menanam, tetapi meraka yang menikmati hasilnya.